Saat ini diriku masih
dipusingkan dengan luka di kaki yang cukup mengganggu, kondisi luka ini memang
tidak sampai mempengaruhi aktifitasku sehari-hari, tetapi rasa gatal dan
kondisinya yang agak berair itu yang membuat diriku agak kerepotan untuk
mengurus luka tersebut.
Beberapa tahun yang
lalu, saat masih duduk di bangku kuliah, diriku pernah mendapatkan luka yang
agak mirip, tetapi alhamdulillah setelah berobat do dokter umum setempat
akhirnya luka tersebut sembuh. Pada tahun 2012 saat berkelana di Kota Kediri,
diriku kembali mendapatkan luka yang (mungkin) disebabkan karena kondisi air
dan kemalasan diri alias abai terhadap kebersihan diri, sehingga menyebabkan
luka dan meskipun sudah sembuh ternyata bekas luka itu tidak bisa hilang, bekas
luka itu seolah ingin tetap bersemayam di kaki sebagai cindera mata atas
kebiasaan burukku yang abai terhadap kebersihan.
Saat itu sempat aku
periksakan ke dokter, dan saran dari dokter tersebut adalah diet makanan laut,
dengan kata lain aku harus makan dengan lauk hanya tempe dan tahu saja. Menurut
analisis dokter tersebut, luka yang ada dikakiku karena efek dari mengkonsumsi
makanan laut alias seafood. Padahal seumur hidup diriku adalah anak
pesisir yang sejak kecil tentu saja sudah mengkonsumsi produk hasil laut sejak
kecil, tetapi mulai saat itu aku harus menjauhi makanan laut, tentu saja itu
hal yang sangat mustahil untuk aku lakukan.
Akhirnya saran dari
dokter itu aku abaikan karena memang tidak mungkin untuk meninggalkan kebiasaan
mengjonsumsi makanan laut tersebut. Setelah lama penyakit itu sembuh, tiba-tiba
satu bulan ini penyakit tersebut kembali menemui diriku, persis menyerang bekas
luka yang tidak bisa hilang dulu. Dengan modal salep yang dulu dikasihkan oleh
dokter yang bungkusnya masih aku simpan, akhirnya aku kembali ke sebuah apotik
untuk membeli salep tersebut dengan harapan penyakit ini bisa segera sembuh.
Tetapi sayang, luka
itu tak jua kunjung sembuh penyebabnya banyak faktor. Satu karena masih ndablek
tetep aja mengkonsumsi hasil laut, kedua juga karena tidak rutin dalam
mengoleskan salep ke penyakitnya, sehingga luka tersebut bukannya sembuh, malah
eskalasinya meluas.
Istriku yang tahu
akan penyakit tersebut mencoba memberikan sebuah solusi berdasarkan
pengalamannya sendiri. Dia memberi saran untuk menumbuk dan menempelkan daun
itu pada luka yang ada dikakiku, dan sehari setelah aku mengikuti sarannya,
alhamdulillah luka tersebut kering. Meskipun belum sembuh tetapi indikasi ke
arah penyembuhan sudah mulai terlihat karena khasiat daun tersebut. Istriku menyebut
nama daun itu adalah daun pyahong, tetapi setelah aku menelusuri di internet
ternyata namanya binahong (gak tahu mana yang benar).
Berikut kami ambilkan
beberapa tulisan dari beberapa web yang memuat khasiat daun tersebut
Semoga pengalaman ini
bisa menjadikan inspirasi bagi pembaca (yang nyasar di blog saya) untuk
memanfaatkan produk alam ini karena tanaman tersebut ada disekeliling kita dan
mudah untuk mendapatkannya serta tidak mengandung bahan kimia, sehingga
menjadikannya sebagai bahan obat yang aman dan tentu saja murah. Selamat mencoba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar