Halaman

Minggu, 12 Februari 2012

MEMBANGUN KEPEMIMPINAN YANG AMANAH


Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan dua elemen yang saling berkaitan. Artinya, kepemimpinan (style of the leader) merupakan cerminan dari karakter/perilaku pemimpinnya (leader behavior). Perpaduan antara “leader behavior dengan leader style” merupakan kunci keberhasilan pengelolaan negara.
Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh seorang pemimpin, maka ia harus mempunyai kemampuan untuk mengatur lingkungan kepemimpinannya.
Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum Allah. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling tahu tentang hukum Ilahi. (QS.
al-Ahzab [33]: 21). Sebenarnya, setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin terhadap dirinya sendiri. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas segala kepemimpinannya.
Dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah (STAF):
1. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya;
2. Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi;
3. Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;
4. Fathanah (cerdas) dalam perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya.
Selain itu, ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah bersabda: “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut.” Oleh sebab itu, pemimpin hendaklah ia melayani dan bukan dilayani, serta menolong orang lain untuk maju.
Ada beberapa ciri kepemimpinan yang amanah yaitu : Pertama, Takut kepada Allah. Pemimpin dan orang yang dipimpin takut kepada aturan-aturan Allah; Kedua, bersikap adil. Pemimpin harus mampu dan berani memutuskan perkara dengan adil yang menyangkut umatnya; Ketiga, Berpegang pada syariat dan akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang teguh pada perintah syariah. Dalam mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham; Keempat, Pengemban amanat. Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah Swt., yang disertai oleh tanggung jawab yang besar.
Hal yang lain adalah adanya prinsip-prinsip dasar dalam kepemimpinan yakni musyawarah,  dan kebebasan berfikir.Secara ringkas penulis ingin mengemukakan bahwasanya pemimpin yang amanah bukanlah kepemimpinan tirani dan tanpa koordinasi. Tetapi ia mendasari dirinya dengan prinsip-prinsip Islam.
Jika pemimpin kita mempunyai sifat-sifat diatas, Insya Allah pemimpin tersebut adalah pemimpin yang amanah, dan mampu mensejahterakan rakyat. Amiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar