Warga Nahdliyin yang memadati haul gusdur |
DEMAK –Ribuan warga Nahdliyin
dari berbagai penjuru di kabupaten Demak dan sekitarnya Minggu (29/12) tadi
malam menghadiri tahlil umum dan pengajian kebangsaan dalam rangka memperingati
empat tahun (Haul) wafatnya Gus Dur dengan tema “Haul Gus Dur dan Masyayihk
Demak”. Kegiatan diselenggarakan Pengurus Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama
(MWCNU) kecamatan Demak Kota di Serambi Masjid Agung Demak.
Ketua MWCNU Demak Kota K Yatin
Ch Online dalam sambutannya mengatakan, kegiatan dimaksudkan untuk mengenang
sang guru bangsa yang juga tokoh yang sangat disegani di kalangan para kiai dan
tokoh masyarakat demak yang telah berjasa dalam pengembangan kota demak.
Bupati dalam kesempatan itu
juga mengingatkan bahwa demak adalah gudang warga NU sehingga tetap akan
melestarikan amalan-amalan khas NU seperti yasinan, manakib, berjanji ataupun
sholawatan. Apabila ada warga yang ingin menghapus kegiatan itu maka harus
diwaspadai karena bisa jadi itu merupakan gerakan-gerakan yang ibngin menghapus
tradisi warga NU. Kabupaten Demak juga akan memotori kegiatan istigotsah masal
seperti yang dicanangkan oleh Gus Mus, Halaqoh, parade Islam se Jawa,
mempertahankan tradisi wayangan islami peninggalan Sunan Kalijaga.
Tahlil
dan pengajian semalam terhitung istimewa karena selain dihadiri ribuan warga nahdliyin
yang meluber sampai alun alun tersebut juga dihadiri para kiai, habaib,
masyayikh serta menghadirkan tiga mubalig kondang yang pernah berjuang dan dekat dengan Gus Dur, diantaranya KH Bukhori Masruri (mantan
Ketua PWNU Jawa tengah), KH Yusuf Khudlori (Pengasuh Pondok Pesantren API
Tegalrejo Magelang)) serta Prof. DR. Mahfud MD, SH. (mantan ketua Mahkamah Konstitusi)). Ketiga
kiai tersebut dalam mauidhohnya mengulas manaqib atau biografi Gus Dur.
Gus
Yusuf dalam mauidhoh hasanahnya bercerita kejeniusan masa kecil Gus Dur ketika
masih menjadi santri di pondok yang sekarang beliau asuh (dulu masih diasuh
oleh ayah gus yusuf). Bagaimana derajat santri alumni pondok pesantren menjadi
naik setelah diperkenalkan oleh Gus Dur “banyak santri berani mengaku menjadi
santri setelah ada Gus Dur” ujar Gus Yusuf.
Dalam
kesempatan itu beliau juga menyentil Pekan Kondom Nasional yang diadakan oleh
Kementerian Kesehatan yang menurut beliau justru kontra produktif dengan upaya
memperbaiki moral anak bangsa “jangan hanya demi kesehatan badan, tapi justru
melupakan moral dan akhlaq generasi penerus bangsa” pembagian kondom gratis
merupakan sebuah pembenaran akan bebasnya kegiatan hubungan suami istri bagi
remaja yang belum saatnya. “Hanya dengan mengirim anak ke Pesantrenlah, akhlaq
anak muda akan bisa di jaga dengan baik”
Pemimpin
seperti Gus Dur merupakan pilihan dari langit yang sangat susah untuk
mendapatkan kembali dalam waktu dekat, pemimpin seperti Gus Dur tidak bisa
dicetak hanya melalui iklan media cetak dan TV.
Prof.
Mahfud dalam kesempatan tersebut juga sama, beliau juga banyak bercerita
tentang Gus Dur selama mendampingi beliau menjadi menteri di Kabinet. Bagaimana
juga beliau diangkat menjadi menteri seperti banyak sudah kita baca di berbagai
buku dan media.
Sedangkan
KH. Bukhori Masruri juga tidak jauh berbeda, beliau lebih banyak bercerita sisi
lain Gus Dur ketika akan, saat dan
setelah menjadi presiden, termasuk upaya Gus Dur saat memutuskan NU harus
kembali ke khittah agar NU bisa menjadi mainstream dan menjadikan NU lebih
besar. Gus Dur adalah satu-satunya orang yang berani menyebut Presiden Soeharto
goblok dan itu dimuat oleh banyak media luar negeri, “jadi saat itu ada
wartawan yang bertanya kepada Gus Dur tentang banyaknya orang NU yang pintar
tetapi tak ada satupun yang diangkat menjadi menteri oleh presiden Soeharto,
dan singkat Gus Dur hanya menjawab “because he is stupid”.
“Ilmu
Politik yang digunakan oleh Gus Dur adalah
politik kancil dimana untuk membuat lawan politiknya terpaksa mendukung
dirinya dalam pencalonan sebagai presiden tanpa harus dipaksa oleh Gus Dur
sendiri adalah satu dari banyak contoh politik kancil yang diterapkan oleh Gus
Dur”, terangnya lebih lanjut.
Pengarang
lagu tahun 2000 itu (lagu yang dibawakan oleh Nasida Ria pada tahun 1990an)
juga menambahkan bahwa sosok Gus Dur adalah orang yang tidak takut untuk
memperjuangkan suatu yang dianggap kebenaran meskipun sendirian dan ditentang
oleh kebanyakan orang. “itu yang harus kita contoh dari seorang Gus Dur” lalu
mengakhiri acara pada malam hari itu dengan membaca sebuah do’a. (UN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar