Hari Minggu kemarin (14/6) penulis berkesempatan mengikuti sesion public speaking and writing di rumah budayawan sekaligus wartawan Prie GS. Dalam sesion itu setiap peserta diminta untuk membuat tulisan terkait persoalan yang saat itu sedang menjadi trending topic yaitu beras plastik, maka pada kesempatan ini, penulis ingin menuangkan tulisan itu di blog ini.
Opini
Beras Plastik.
Demak- Akhir-akhir
ini kita dikejutkan berita adanya beras yang terbuat dari plastik. Kejadian
yang bermula dari pedagang nasi di Bekasi Jawa Barat tersebut akhirnya menjadi
headline media nasional dan daerah. Selama beberapa hari ini kita selalu disuguhi
perkembangan tentang berita beras plastik tersebut. Kita menjadi khawatir
jangan-jangan tempat langganan kita membeli beras juga sudah beredar beras plastik
tersebut.
Beras sebagai makanan
pokok orang Indonesia yang belum dapat diganti dengan makanan yang lain ini,
tentu saja langsung mendapatkan perhatian dari masyarakat. Muncul kekhawatiran
jangan-jangan anu, jangan-jangan ini, itu, ahh… ditambah dengan bumbu penyedap,
sangat menarik dan makin tertarik orang-orang untuk memperbincangkannya sambil
menyeruput secangkir kopi panas ditemani pisang goreng.
Kekhawatiran warga
masyarakat sangatlah beralasan, karena sudah sering kita mendengar atau
mengalami sendiri banyaknya barang yang bisa atau mudah dipalsukan oleh oknum
yang tidak bertanggungjawab. Misalnya saja uang, berapa banyak dari kita yang
menjadi korban dapat uang palsu, beritanya pun hampir tiap hari muncul, dan
korbannya adalah warga masyarakat yang tidak bisa mengenali ciri-ciri dari uang
palsu tersebut.
Hal selanjutnya yang
sering menjadi berita terkait barang yang bisa dipalsukan adalah adanya ijasah
palsu, bahkan saat ini pak menteri pendidikan yang mantan rektor undip itupun
saat ini juga sedang getol-getolnya mengungkap ijasah palsu di perguruan
tinggi. Diduga banyak orang-orang yang saat ini menjadi pejabat baik itu
dibeberapa daerah ataupun dilevel nasional dalam meraihnya menggunakan ijasah
palsu. Beberapa tahun yang lalu institusi kepolisian juga pernah diguncang isu
soal ijasah palsu, tetapi kemudian beritanya musnah dan lenyap begitu saja.
Terlalu banyak hal di
negeri ini yang bisa dipalsukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
yang sering kita sebut sebagai oknum.
Entahlah sampai kapan
negeri ini bebas dari kepalsuan. Tetapi dari tulisan diatas itu semua ada satu
yang asli dan tanpa kepalsuan yaitu bahwa niat saya untuk ikut kelas writing
dan public speaking jelas asli dan murni muncul dari hati sanubari yang
terdalam yang tidak perlu diragukan lagi kadar kemurniannya.
Wassalam.
*
Ulin Nuha (peserta kelas writing dan public speaking)
**Tulisan ini dibuat
dalam rangka untuk mengikuti kelas writing dan public speaking pada 14 Juni
2015.
***eNBe: tulisan ini
akan kumuat di blogku setelah kegiatan ini rampung, silahkan kunjungi di http://bit.ly/1HLa5c6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar