Halaman

Senin, 15 Juni 2015

Sinau Bareng With Prie GS



Hari Minggu kemarin (14/6) penulis berkesempatan mengikuti sesion public speaking and writing di rumah budayawan sekaligus wartawan Prie GS. Dalam sesion itu setiap peserta diminta untuk membuat tulisan terkait persoalan yang saat itu sedang menjadi trending topic yaitu beras plastik, maka pada kesempatan ini, penulis ingin menuangkan tulisan itu di blog ini. 
Opini Beras Plastik.
Demak- Akhir-akhir ini kita dikejutkan berita adanya beras yang terbuat dari plastik. Kejadian yang bermula dari pedagang nasi di Bekasi Jawa Barat tersebut akhirnya menjadi headline media nasional dan daerah. Selama beberapa hari ini kita selalu disuguhi perkembangan tentang berita beras plastik tersebut. Kita menjadi khawatir jangan-jangan tempat langganan kita membeli beras juga sudah beredar beras plastik tersebut.
Beras sebagai makanan pokok orang Indonesia yang belum dapat diganti dengan makanan yang lain ini, tentu saja langsung mendapatkan perhatian dari masyarakat. Muncul kekhawatiran jangan-jangan anu, jangan-jangan ini, itu, ahh… ditambah dengan bumbu penyedap, sangat menarik dan makin tertarik orang-orang untuk memperbincangkannya sambil menyeruput secangkir kopi panas ditemani pisang goreng.
Kekhawatiran warga masyarakat sangatlah beralasan, karena sudah sering kita mendengar atau mengalami sendiri banyaknya barang yang bisa atau mudah dipalsukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Misalnya saja uang, berapa banyak dari kita yang menjadi korban dapat uang palsu, beritanya pun hampir tiap hari muncul, dan korbannya adalah warga masyarakat yang tidak bisa mengenali ciri-ciri dari uang palsu tersebut.
Hal selanjutnya yang sering menjadi berita terkait barang yang bisa dipalsukan adalah adanya ijasah palsu, bahkan saat ini pak menteri pendidikan yang mantan rektor undip itupun saat ini juga sedang getol-getolnya mengungkap ijasah palsu di perguruan tinggi. Diduga banyak orang-orang yang saat ini menjadi pejabat baik itu dibeberapa daerah ataupun dilevel nasional dalam meraihnya menggunakan ijasah palsu. Beberapa tahun yang lalu institusi kepolisian juga pernah diguncang isu soal ijasah palsu, tetapi kemudian beritanya musnah dan lenyap begitu saja.
Terlalu banyak hal di negeri ini yang bisa dipalsukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang sering kita sebut sebagai oknum.
Entahlah sampai kapan negeri ini bebas dari kepalsuan. Tetapi dari tulisan diatas itu semua ada satu yang asli dan tanpa kepalsuan yaitu bahwa niat saya untuk ikut kelas writing dan public speaking jelas asli dan murni muncul dari hati sanubari yang terdalam yang tidak perlu diragukan lagi kadar kemurniannya.
Wassalam.
* Ulin Nuha (peserta kelas writing dan public speaking)
**Tulisan ini dibuat dalam rangka untuk mengikuti kelas writing dan public speaking pada 14 Juni 2015.
***eNBe: tulisan ini akan kumuat di blogku setelah kegiatan ini rampung, silahkan kunjungi di http://bit.ly/1HLa5c6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar