Pelantikan Panwas di Semarang |
Di Semarang sendiri
hotel dengan tipe bintang tiga hampir semuanya sudah pernah aku singgahi, sebut
saja Patrajasa, Quest Hotel, Pandanaran, Ibis Hotel (hotel ini aku kunjungi
saat bukan menjadi anggota panwaslu), Star Hotel (menginap disini saat
pergantian tahun baru bersama istri, bayar sendiri), Neo Hotel, Oak Tree Hotel, Aston (yang ini kebetulan
belum pernah). Sementara yang masuk kategori bintang empat diantaranya adalah Horison
dan Novotel.
Kota selanjutnya yang
beberapa kali aku singgahi hotelnya adalah Solo, mulai dari Fave Hotel, Lor
Inn, Novotel, (ada yang lain tapi lupa nama hotelnya). Di ketiga hotel ini, menurutku
tidak ada sesuatu yang istimewa.
Kota Magelang menjadi
kota ketiga yang dua hotel terbesarnya pernah aku singgahi, yaitu Atria Hotel
dan Grand Artos Aerowisata. Di Hotel Atria ini diriku mendapatkan pengalaman
yang tak akan terlupakan, yaitu ketika sarapan, melihat sosok ulama besar KH.
Mustofa Bisri (Gus Mus). Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, dengan memberanikan
diri aku meminta untuk bisa foto bersama, Alhamdulillah beliau berkenan dan
taarraa akhirnya jadilah foto bersama gusmus aku upload di fbku.
Foto bersama Gus Mus di Atria Hotel |
Kota selanjutnya yang
pernah aku singgahi hotelnya adalah Yogyakarta, Inna Garuda (hotel ini aku singgahi
bukan saat menjadi anggota panwaslu) dan Santika Hotel menjadi tempat
persinggahanku saat ada dikota ini. Di
hotel bintang empat Santika Hotel, dari sekian hotel yang pernah aku singgahi,
hotel inilah yang menurutku paling istimewa terutama kamar mandinya,
interiornya yang aku suka.
Sebelumnya ada kota
Salatiga, di kota yang berhawa sejuk ini, Laras Asri dan Grand Wahid pernah
juga kurasakan kehangatan pelayanannya. Laras Asri juga menjadi cukup istimewa
karena saat itu diberikan kamar sekelas villa. Hotel Gripta Kudus beberapa kali
aku singgahi karena ada kegiatan Panwaslu.
Saat evalukasi
pilkada gubernur, kami diundang di kota Banjarnegara, di hotel S***a *u***a ini (maaf, nama hotelnya harus kami sensor) kami mendapatkan kamar yang sangat jelek, hotel yang mengklaim sekelas bintang
tiga ini kamar mandinya seperti di rumah saja, WCnya jongkok dan pake gentong
untuk bak mandinya. Suer satu-satunya hotel yang paling jelek yang pernah
kutemui.
Tetapi karena
kegiatan disinilah aku bisa mengunjungi kawasan dataran tinggi Dieng, dan
menikmati kawahnya yang mengeluarkan gas karbondioksida serta kompleks candi
Arjuna.
Poto bersama kawan background Candi Arjuna |
Karena menjadi
anggota Panwaslu jugalah, diriku mendapat kesempatan untuk bisa menjejak
wilayah yang namanya sudah lama aku dengar tapi belum pernah kudatangi yaitu Tawangmangu.
Ya, aku begitu penasaran dengan Tawangmangu, sebuah tempat wisata air terjun grojogan
sewu yang legendaris yang lokasinya cukup jauh dari Kabupaten Demak karena
berada diujung perbatasan jawa tengah dan jawa timur.
Sekalian juga karena
Tawangmangu dekat dengan wisata telaga sarangan di Magetan Jawa Timur, akhirnya
diputuskan sekalian juga mengunjungi tempat wisata tersebut, karena kita berpikir
kapan lagi kesana kalau tidak sekarang, belum tentu ada kesempatan lagi untuk
bisa mengunjungi Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar yang berbatasan dengan
Kabupaten Magetan Jawa Timur.
Sedangkan di ibukota
Jakarta, dua hotel pernah aku singgahi saat mendapatkan undangan dari Bawaslu Republik
Indonesia yaitu Hotel Kaisar dan Grand Sahid. Di Hotel Kaisar pengalaman yang
tak terlupakan adalah ketika lift-nya terbatas, sementara jumlah tamunya begitu
banyak sehingga harus antre lift bisa sampai setengah jam! Busyeeet…… sementara
pengalaman yang lain adalah ketika saatnya sarapan ternyata menunya sudah
banyak yang habis karena telat akibat menunggu lift, padahal saat keluar dari
kamar hotel menuju restoran sekitar jam setengah delapan. Belum lagi ditambah
Panwaslu dari wilayah lain makannya banyak, hehehehe….
Terakhir adalah
pengalaman mengunjungi pulau Karimunjawa di Jepara. Sungguh sebuah kenangan
yang tak terlupakan. Menikmati keindahan karya Tuhan yang Maha Indah, laut yang
begitu mempesona, terumbu karang yang masih perawan, serta nikmatnya diguncang
kapal cepat selama tiga jam perjalanan sampai rasanya pengen muntah. Di hotel
yang aku lupa namanya ini malah lebih unik lagi pengalamanku, yaitu listrik nyala
hanya malam saja, jadi kalau pagi jangan berharap bisa menyalakan TV, AC,
ataupun ngecharge HP. Sungguh semua itu
tak akan terlupakan.
Saat di Karimunjawa |
Dari sekian
pengalaman tidur dihotel hampir semuanya tidak ada dokumentasi, atau kalaupun ada, sudah aku hapus karena aku
tidak pernah berpikir untuk menjadikan sebuah tulisan. Begitulah pengalamanku
selama dua tahun menjadi anggota panwaslu, banyak suka duka, tetapi memang
banyak sukanya daripada dukanya. Semoga pengalaman ini bisa menjadikan
inspirasi untuk yang membaca. (UN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar